Penghijauan pertamanan adalah usaha penataan lingkungan dengan mempergunakan tanaman sebagai materi pokoknya, (upaya yang dapat menanggulangi degradasi dan kualitas lingkungan).
DKI Jakarta sebagai Ibukota Negara RI telah berkembang menjadi pusat berbagai aktivitas kehidupan seperti industri, pendidikan, perdagangan, pariwisata dan jasa.
Kota Jakarta merupakan pusat konsentrasi pelayanan dengan berbagai aspek kegiatannya menimbulkan dampak positif maupun negatif terhadap lingkungan.
Lingkungan yang baik dan sehat adalah hak dan kewajiban seluruh lapisan masyarakat baik swasta maupun pemerintah untuk mewujudkannya.
Mewujudkan kota yang berwawasan lingkungan, asri, serasi dan lestari menuntut agar selalu menghijaukan kota.
Tujuan penghijauan adalah :
- Untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup
- Untuk meningkatkan kota yang asri, serasi, lestari
- Untuk melaksanakan pembangunan yang berwawasan lingkungan.
- Manfaat Estetis (Keindahan)
- Manfaat Orologis
- Manfaat Hidrologis
manusia dan makhluk lainnya.
- Manfaat Klimatologis
- Manfaat Edaphis
- Manfaat Ekologis
- Manfaat Protektif
- Manfaat Hygienis
- Manfaat Edukatif
�
Dasar hukum yang berkaitan dengan penghijauan adalah :
- Undang-undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.
- Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 1985 tentang Retribusi Khusus mengenai Pertanaman.
- Inmendagri Nomor 14 Tahun 1988 tentang Ruang Terbuka Hijau.
- Perda Nomor 11 Tahun 1988 tentang Ketertiban Umum dalam Wilayah DKI Jakarta Khusus Bidang Pertanaman.
- Keputusan Presiden Nomor 20 Tahun 1992 tentang Program Penghijauan Nasional.
- Gerakan Penghijauan sejuta pohon yang dicanangkan Presiden RI tanggal 10 Januari 1993, di Taman Medan Merdeka.
a. Pada lokasi Ruang Terbuka Hijau (RTH) yaitu :
1. | Lokasi-lokasi pantai di luar kawasan hutan� |
2. | Setu/Waduk |
3. | Daerah aliran sungai |
4. | TPU |
5. | Daerah Pemukiman |
6. | Daerah Industri |
7. | Kawasan penyangga untuk kepentingan keamanan |
8. | Daerah resapan air/lahan terbuka |
9. | Hutan kota |
1. | Hutan lindung Angke Kapuk |
2. | Cagar alam Muara Angke |
3. | Hutan Wisata |
4. | Cagar alam Pulau Ramba |
5. | Cagar alam Pulau Bokor |
6. | Cagar alam Pulau Penjaliran Barat |
7. | Cagar alam Pulau Penjaliran Timur |
1. | Lokasi sekolah |
2. | Lokasi wilayah asrama/pemukiman |
3. | Lokasi industri pemerintah dan swasta |
4. | Lokasi yang dimiliki masyarakat. |
Tanaman Pohon
1. | Gali lobang 50 x 50 x 50 cm. |
2. | Galian sebelah atas dipisahkan dengan galian sebelah bawah. |
3. | Lobang dibiarkan terbuka selama 1 minggu. |
4. | 1/2 bagian tanah� galian dikembalikan ke lobang. |
5. | Lapisan tanah atas dicampur dengan pupuk kandang sebanyak 1 pengki (1/4 m3) |
6. | Ambil bibit yang akan ditanam setelah disiram terlebih dahulu dan dikeluarkan dari pembungkusnya dengan hati-hati, kemudian ditanam tegak lurus. |
7. | Tanah galian yang telah dicampur pupuk kandang ditimbun di sekitar bibit dan dipadatkan. |
8. | Beri steger (penunjang) agar tidak roboh dan tumbuh dengan lurus, dan disiram sampai penuh. |
9. | Jarak tanam pohon minimal 6 (enam) meter sedangkan jarak ke selokan minimal 1 (satu) meter. |
Sama dengan tanaman pohon, hanya ukuran lubang lebih kecil dibandingkan dengan pohon. Lebih kurang separuh tanaman pohon dengan demikian campuran pupuk kandang juga sebagian.
Tanaman Penutup
Tanaman penutup tidak memerlukan pembuatan lubang, tetapi tanah langsung diolah sedalam 30 cm. Kemudian dibiarkan lebih kurang 1 (satu) minggu, lalu dicampur pupuk kandang. Untuk 1 (satu) meter persegi dicampur/ditebarkan pupuk kandang sebanyak 1/4 m3 dan diaduk sampai rata. Gunakanlah pupuk kandang yang sudah kering.
Tanaman Dasar
Hampir sama dengan tanaman penutup, tetapi untuk tanaman dasar sebaliknya tanah dicampur dengan pasir agar tanah lebih gembur. Setelah lempengan rumput ditanam diratakan permukaannya dengan dipukul pakai kayu atau alat lainnya sampai rata.
Tanaman Pot
Pilih pot yang sesuai dengan jenis tanaman. Tanaman yang lebih tanah air dapat ditanam pada pot yang kurang porositasnya sedangkan tanaman yang kurang tahan terhadap air pakailah pot tanah.
Campuran media dipakai yang gembur agar akar mudah menembus tanah dan di dalamnya tersedia oksigen yang cukup. Campuran media yang baik terdiri atas pasir, tanah, humus/pupuk kandang/kompos dengan komposisi sesuai dengan jenis tanaman.
�Memperbanyak tanaman dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara yaitu :
1. | Secara generatif (kawin) dengan menggunakan biji |
2. |
Secara vegetatif : a. Dengan menggunakan bagian-bagian tertentu dari tanaman – Slolon : bagian batang yang keluar dari ketiak daun pada dasar yang menjalar sepanjang permukaan. – Umbi batang : batang berdaging dalam tanah dengan beberapa mata tunas. – Akar tunggal, batang yang tumbuh dalam tanah mengandung mata tunas dan tunas-tunas dapat menghasilkan akar adventif. – anak tanaman �� Tunas samping yang berkembang dari batang bawah – Suring �� Daging� batang� dalam� rumah� yang� merupakan� lembaran-lembaran daging�� tersebut yang berserat.� |
– Stek pucuk : diambil dari pucuk batang panjang 5-10cm.
– Stek Cabang : diambil dari cabang berkayu keras panjang 10-15 cm.
– Stek Daun : bagian yang ditanam tangkai daunnya.
– Stek Mata tunas : bagian batang yang mengantung mata tunas.
c. Mencangkok
Bahan stek yang masih bersatu dengan batang induknya, batang disayat kulitnya +� 3-5 cm.lalu kambiumnya dikerok sampai bersih dan dibiarkan kering selama� 2 (dua) minggu kemudian ditutup dengan tanah subur dan dibungkus dengan plastik/sabut kelapa. Sekitar satu bulan akar akan keluar dan dipotong siap untuk ditanam.
d. Okulasi
Penyatuan satu mata tunas yang disisipkan dibawah kulit kayu dari batang bawah.
e. Enten/menyambung
Menyatukan batang dari satu tanaman dengan tanaman lain yang masih satu jenis sehingga tumbuh besar.
Salah satu cara untuk menjadikan lingkungan lebih asri yaitu dengan penanaman tanaman melalui wadah yaitu dengan pot.
Tanah yang diletakkan dalam pot hendaklah gembur dan mempunyai derajat bersama� buah serta banyak mengandung hama.
Pot yang baik adalah berasal dari tanah liat.
Penanaman tanaman dalam pot
�����
– | Pot yang dipakai sebaiknya bersih dan untuk pot baru direndam lebih dahulu 1/2 jam. |
– | Mempergunakan bahan penutas (pecahan genting, batu bata) setinggi 1/5 tinggi pot. |
– | Mempergunakan pot sesuai kebutuhan. |
– | Tanah asal yang ada pada tanaman diikutsertakan |
– | Masukkan tanah campuran dengan hati-hati ke dalam pot |
– | siram pot dengan air sampai jernih. |
Pemeliharaan tanaman pot
1. | Penyiraman dapat dilakukan 1 kali dalam sehari (untuk musim kemarau 2 kali sehari). |
2. | Penempatan pada tanah yang kurang memenuhi syarat kecuali untuk menanam bunga. |
3. |
Pemangkasan dilakukan untuk :
|
4. |
Pemberantasan hama dan penyakit Dilakukan bilamana sangat perlu, boleh dibunuh langsung. Untuk hama yang sukar diberantas, misalnya butir tanaman cycas dengan pestisida Basudin seminggu 2 kali dengan dosis 1 liter air dicampur 2CC Basudin. |
1. | Tanaman hias bersyarat – Bogenvil – Casa blanca – Mawar – Melati – Nusa Indah – Lantana – Kamboja -Kemunig – Kenanga Pendek – Cempaka Kembang Merah. |
2. |
Tanaman hias berfungsi ganda (sabagai obat) – Bluntas – Cempaka – Bunga pukul empat – Culan – Dinding Ari – Gendola – Lidah Buaya – Pandan – Miana – Melati – Kaca Piring – Keci Beling – Kemuning – Kumis Kucing – Kembang Jelang – Saga Rambat – Sambang Darah – Sirih-Blimbing Wuluh – Kenanga Pendek. |
3. |
Tanaman yang mudah perawatannya – Jenis-jenis anjungan – Air Mata Pengantin – Bougenvil – Bambu Jepang – Drasaena – Nona Makan Sirih – Pohon (Jepang-Kol-Kangkung-Seledri-Maregu) – Kamboja – Kemuning – Kumis Kucing – Pakis Kelabung – Pakis Kol – Jenis-jenis Puring – Sirih Gading – Walisongo – Beluntas – Bering. |
Kendala yang dihadapi : – Masalah keterbatasan tempat – Keterbatasan biaya untuk pengaturan pohon-pohon – Masih�� rendah�� kesadaran� manusia� akan� pentingnya� penghijauan� bagi kelangsungan lingkungan hidup. – Masih kurangnya perawatan pohon-pohon penghijauan sehingga banyak pohon dipinggir jalan yang mati kekeringan di musim kemarau. |
- Dinas Pertamanan
- Dinas Pertanian
- Biro Lingkungan Hidup
- Dinas Pariwisata.
- Penghijauan
- Taman
- Tanaman
- Lingkungan
- Penghijauan, Pemerintah DKI Jakarta, Kantor Pengkajian Perkotaan dan Lingkungan, Oktober 1993.
- Drama Bahran, Jakarta Hijau,Dwimingguan Lintas Ibukota, Maret 1998 No. 14 Tahun ke II.
- Brosur
- Sejuta Pohon dengan sejuta manfaat; Dinas Pertamanan DKI Jakarta; 1996/1997.
- Perbanyak tanaman; Dinas Pertamanan DKI Jakarta; 1997/1998.
0 komentar:
Posting Komentar